Jumat, 25 November 2011 0 komentar

Tugas Softskill 2 : Manajemen Data Telematika


Nama                         :   Cikha Megadianti
NPM               :   10108470
Mata Kuliah :   Pengantar Telematika
Dosen             :   Ibu Arrum

# # # # # # # # # # # # # # # # #

Manajemen  Data  Telematika

a.     Definisi
Pada dasarnya manajemen data melibatkan semua disiplin yang berhubungan dengan manajemen data sebagai sumberdaya yang berguna. Definisi resmi yang dicetuskan oleh DAMA (Demand Assigned Multiple Acces), tentang manajemen data ialah pengembangan dan penerapan arsitektur, kebijakan, praktik dan prosedur yang secara benar menangani siklus hidup lengkap data yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Definisi tersebut cukup luas dan mencakup sejumlah profesi yang tidak bersentuhan langsung secara teknis dengan aspek tingkat rendah manajemen data seperti manajemen basis data rasional.

b.    Client Server
Dalam manajemen data telematika, ada beberapa istilah yang akan sering didengar. Diantaranya adalah kata “Client Server”. Client Server dapat diartikan sebagai kemampuan komputer untuk meminta layanan request data kepada komputer lain. Setiap instance dari komputer yang meminta layanan disebut sebagai client, sedangkan setiap instance yang menyediakan layanan disebut sebagai server. Data yang diminta oleh client dapat diambil dari database pada sisi server yang sering disebut database server, seperi misalnya MySQL, PostgreSQL, Oracle atau SQL Server.

Client-Server adalah arsitektur jaringan yang memisahkan client (biasanya aplikasi yang menggunakan GUI) dengan server. Masing-masing client dapat meminta data atau informasi dari server. Sistem client server didefinisikan sebagai sistem terdistribusi, tetapi ada beberapa perbedaan karakteristik yaitu :
1.      Service (layanan)
ü  Hubungan antara proses yang berjalan pada mesin yang berbeda
ü  Pemisahan fungsi berdasarkan ide layanannya
ü  Server sebagai “provider”
ü  Client sebagai “server”
2.      Sharing Resources (sumber daya)
Server bisa melayani beberapa client pada waktu yang sama, dan meregulasi akses bersama untuk share sumber daya dalam menjamin konsistensinya.
3.      Asymmetrical Protocol (protokol yang tidak simetris)
Many to one relationship antara client dan server. Client selalu menginisiasikan dialog melalui layanan permintaan, dan server menunggu secara pasif request dari client.
4.      Transparasi Lokasi
Proses yang dilakukan server boleh terletak pada mesin yang sama atau pada mesin yang berbeda melalui jaringan. Lokasi server harus mudah diakses dari client.
5.      Mix and Match
Perbedaan server client platforms.
6.      Pesan Berbasiskan Komunikasi
Interaksi server dan client melalui pengiriman pesan yang menyertakan permintaan dan jawaban.
7.      Pemisahan Interface dan Implementasi
Server bisa diupgrade tanpa mempengaruhi client selama interface pesan yang diterbitkan tidak berubah.

c.      Keuntungan Client – Server
Berikut ini akan dijelaskan beberapa keuntungan dari penggunaan Client Server dalam sebuah jaringan :
         §         Client server mampu menciptakan aturan dan kewajiban komputasi secara terdistribusi.
         §         Mudah dalam maintenance. Memungkinkan untuk mengganti, memperbaiki server tanpa mengganggu client.
         §         Semua data disimpan di server. Server dapat mengkontrol akses terhadap resources, hanya yang memiliki autorisasi saja.
         §         Tempat penyimpanan terpusat, update data mudah. Pada peer-to-peer, update data sulit.
         §         Mendukung banyak clients berbeda dan kemampuan yang berbeda pula.

d.    Kelemahan Client – Server
Dibalik keuntungan dan keunggulan, pasti ada kelemahan. Begitu pun untuk client server. Client server memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :
Ø  Traffic congestion on the network, jika banyak client mengakses ke server secara simultan, maka server akan overload.
Ø  Berbeda dengan P2P network, dimana bandwidthnya meningkat jika banyak client merequest. Karena bandwidth berasal dari semua komputer yang terkoneksi kepadanya.
Ø  Pada client-server, ada kemungkinan server fail.
Ø  Pada P2P networks, resources biasanya didistribusikan ke beberapa node sehingga masih ada node yang dapat meresponse request.

e.     Arsitektur Client – Server
·           Menggunakan LAN untuk mendukung jaringan PC
·           Masing-masing PC memiliki penyimpan tersendiri
·           Berbagi hardware atau software
Gambar . Arsitektur Client - Server
f.      File – Server
Berikut ini adalah penjelasan arsitektur untuk File Server, sebagai berikut :
*        Model pertama Client – Server
*        Semua pemrosesan dilakukan pada sisi workstation
*        Satu atau beberapa server terhubungkan dalam jaringan
*        Server bertindak sebagai file server
*        File server bertindak sebagai pengelola file dan memungkinkan client mengakses file tersebut
*        Setiap klien dilengkapi DBMS tersendiri
*        DBMS berinteraksi dengan data yang tersimpan dalam bentuk file pada server
*        Aktivitas pada client : meminta data dan meminta penguncian data
*        Tanggapan dari client : memberikan data dan mengunci data dan memberikan statusnya
File Server.jpg
Gambar . File Server
g.    Batasan File – Server
File Server pun memiliki beberapa batasan, diantaranya adalah :
o    Beban jaringan tinggi karena tabel yang diminta akan diserahkan oleh file server ke klien melalui jaringan.
o    Setiap klien harus memasang DBMS sehingga mengurangi memori.
o    Klien harus mempunyai kemampuan proses tinggi untuk mendapatkan response time yang bagus.
o    Salinan DBMS pada setiap klien harus menjaga integritas databasse yang dipakai secara bersama-sama dan tanggung jawab diserahkan kepada programmer.

h.    Arsitektur Database Server
Arsitektur yang tersusun pada sebuah database server, meliputi :
§   Klien bertanggung jawab dalam mengelola antar muka pemakai (mencakup logika penyajian data, logika pemrosesan data, logika aturan bisnis).
§   Database server bertanggung jawab pada penyimpana, pengaksesan, dan pemrosesan database.
§   Database serverlah yang dituntut memiliki kemampuan pemrosesan yang tinggi. Beban jaringan menjadi berkurang.
§   Otentikasi pemakai, pemeriksaan integrasi, pemeliharaan data dictionary dilakukan pada database server.
§   Database server merupakan implementasi dari two-tier architecture.

i.       Arsitektur Aplikasi
Ada 2 macam arsitektur untuk aplikasi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar bagan dibawah ini :
Gambar . Tampilan beberapa jenis arsitektur aplikasi

z  Two-tier Architecture
Contoh :  program klien menggunakan ODBC/JDBC untuk berkomunikasi
dengan database.
Gambar . Two – tier Architecture

z  Three-tier Architecture
Contoh :  aplikasi berbasis web.
Beberapa keuntungan dari Three – tier Architecture :
^   Keluwesan teknologi
^   Mudah untuk mengubah DBMS engine
^   Memungkinkan pula middle tier ke platform yang berbeda
^   Biaya jangka panjang yang rendah
^   Perubahan-perubahan cukup dilakukan pada middle tier daripada pada aplikasi keseluruhan
^   Keunggulan kompetitif
^   Kekampuan untuk bereaksi thd perubahan bisnis dengan cepat, dengan cara mengubah modul kode daripada mengubah keseluruhan aplikasi


# # # # # # # # # # # # # # #

Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_data
http://divi.gxrg.org/~tulisan~/23
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/manajemen-data-telematika-2/

Minggu, 16 Oktober 2011 0 komentar

Tugas Softskill 1 : Layanan Telematika


Tugas Softskill 1 : Layanan Telematika


Layanan Telematika



Nama                    :   Cikha Megadianti
NPM                     :   10108470
Kelas                     :   4 KA 17
Mata Kuliah          :   Pengantar  Telematika


xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

         §        Definisi Telematika
Telematika merupakan istilah dari kata “Telekomunikasi” dan “Informatika”. Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian informasi, dari suatu tempat ke tempat lain. Sedangkan informatika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari struktur, sifat dan interaksi dari beberapa sistem yang dipakai untuk mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesan data, serta menampilkannya dalam bentuk informasi. Dan, kata telekomunikasi dan informatika dapat didefinisikan sebagai telekomunikasi melalui media informatika.

         §        Jenis - jenis Layanan Telematika
Berdasarkan layanannya, telematika dibagi menjadi :
1.      Telematika di Bidang Komunikasi
Salah satu contoh layanan telematika di bidang komunikasi adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan salah satu contoh telematika.

Contoh lainnya, sekarang semua orang sudah mempunyai handphone, dan semakin hari semakin pesat perkembangan teknologinya, dan semakin memudahkan para penggunanya untuk mendapatkan informasi secara langsung baik itu dari sms maupun push email atau sekedar browsing dengan menggunakan wifi ataupun WAP.

Selain itu, layanan video conference merupakan layanan komunikasi yang melibatkan video dan audio secara real time. Teknologi yang digunakan untuk layanan video conference komersial, pada awalnya dikembangkan di atas platform ISDN (Integrated Switch Digital Network) dengan standar H.320.
Secara fungsional, elemen pendukung layanan video conference terdiri dari:
§  Terminal Video Conference atau Endpoint Video Conference
adalah perangkat yang berada di sisi pengguna video conference.

§  MCU (Multipoint Conference Unit)
adalah semacam server yang berfungsi sebagai pengendali konferensi yang melibatkan banyak pengguna dan banyak sesi konferensi.

§  Gateway dan Gatekeeper
adalah media yang melakukan proses adaptasi atau penyesuaian komunikasi video conference yang berbasis ISDN ke IP dan sebaliknya.


Jenis Video Conference berdasarkan hubungan diantara pemakainya dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1.      Real Time Colaboration Multiparty Conferencing
merupakan sarana hubungan konferensi yang seketika dengan resolusi yang baik dan interaktif.

2.      Active Participation Users
hubungan yang terjadi diantara pemakai dengan jaringan komputer atau basis data, merupakan konferensi yang seketika dengan resolusi yang baik dan interaktif.

3.      Passive Participation Users
keikutsertaan pemakai bersifat pasif dan memerlukan hubungan yang seketika dan interaktif.



2.      Telematika di Bidang Transformasi

Telematika transportasi adalah cabang teknologi yang mengintegrasikan telekomunikasi dan software engineering di bidang sistem transportasi. Saat ini bidang ini telah memainkan peran penting dalam manajemen efektif jaringan infrastruktur transportasi dan menyediakan kolaborasi optimum antara berbagai jenis tipe transportasi, atau yang dikenal dengan transportasi multimodal (multimodal transport).

TOYOTA merupakan salah satu contoh yang menerapkan layanan telematika di bidang transportasi di Indonesia. Semakin tingginya mobilitas masyarakat, terutama di wilayah perkotaan, membutuhkan layanan penunjang yang mampu membantu masyarakat untuk sampai ke tujuannya dalam waktu singkat. Toyota melihat peluang ini dengan mengembangkan layanan telematika. Telematika (telekomunikasi dan teknologi satelit) akan menjadi bagian dari gaya hidup berkendara di abad 21 yang harus difasilitasi.

Selain itu, Toyota juga memiliki layanan navigasi yang menggandeng perusahaan pemetaan Tele Atlas. Informasi dan peta lengkap dengan 13.000 lokasi-lokasi penting, mulai hotel, rumah sakit, hingga dealer Toyota sudah terekam.
Toyota juga mengembangkan perangkat keras dan Graphics User Interface (GUI) yang didesain secara khusus. Dengan layanan Toyota Genuine Accesories (TGA). Toyota juga mempermudah pengguna Toyota Navigation dengan memberikan update perangkat lunak tanpa dikenai biaya. Toyota melengkapi layanan telematikanya dengan layanan Mobile Reward Exchange (MORE) yang dirancang dalam mobile platform untuk pengguna telepon seluler.



3.      Telematika di Bidang Teknologi Sistem Navigasi
Telematika dalam bidang teknologi sistem navigasi atau GPS (Global Positioning System) berperan sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah atau mobile communication technology.


Gambar 1. Satelit yang berada di luar angkasa

Telematika dalam bidang teknologi sistem navigasi atau GPS (Global Positioning System) berperan sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah atau mobile communication technology.

Gambar 2. Contoh GPS pada ponsel Blackberry

GPS adalah sistem untuk menentukan posisi di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.

Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS  (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah “singkatan”, ini adalah SALAH. Karena NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, yaitu seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS. Kumpulan satelit ini diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per tahun, termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.


 

Gambar 3. GPS Tracker pada mobil

GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.



1.      Telematika di Bidang Pendidikan

Pengolahan telematika dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan.

Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK.

Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.


o    Buku Elektronik atau e-book

adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Dalam sebuah e-book dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer.

Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB) maupun flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia sampai 16 GB). Bentuk yang lebih kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat misalnya pada Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia.

Format multimedia memungkinkan e-book menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan unsur multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh penyaji.


o    E-learning

Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet sering disebut sebagai online learning.

Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik. Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi.
Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet.

Internet-Based Learning atau Web-Based Learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi.

Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (Learning Management System). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui video conference.


2.      Telematika di Bidang Context-Awareness dan Event-Base

Di dalam ilmu komputer menyatakan bahwa perangkat komputer memiliki kepekaan dan dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan informasi dan aturan-aturan tertentu yang tersimpan di dalam perangkat. Gagasan inilah yang diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah context-awareness.

Context-Awareness adalah kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user.

Sebagai contoh : ketika seorang user sedang mengadakan rapat, maka context-aware mobile phone yang dimiliki user akan langsung menyimpulkan bahwa user sedang mengadakan rapat dan akan menolak seluruh panggilan telepon yang tidak penting. Dan untuk saat ini, konteks location awareness dan activity recognition yang merupakan bagian dari context-awareness menjadi pembahasan utama di bidang penelitian ilmu komputer.


Ø  Sumber-sumber :
-          http://id.wikipedia.org/wiki/Telematika
-          http://id.wikipedia.org/wiki/Informatika

  
By : Cikha Megadianti  [10108470]  4 KA 17




 
;