Nama
: Cikha Megadianti
NPM
: 10108470
Mata
Kuliah :
Pengantar Telematika
Dosen
: Ibu Arrum
#
# # # # # # # # # # # # # # # #
Manajemen Data Telematika
a.
Definisi
Pada dasarnya
manajemen data melibatkan semua disiplin yang berhubungan dengan manajemen data
sebagai sumberdaya yang berguna. Definisi resmi yang dicetuskan oleh DAMA (Demand Assigned Multiple Acces), tentang
manajemen data ialah pengembangan dan penerapan arsitektur, kebijakan, praktik
dan prosedur yang secara benar menangani siklus hidup lengkap data yang
dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Definisi tersebut cukup luas dan mencakup
sejumlah profesi yang tidak bersentuhan langsung secara teknis dengan aspek
tingkat rendah manajemen data seperti manajemen basis data rasional.
b.
Client Server
Dalam
manajemen data telematika, ada beberapa istilah yang akan sering didengar. Diantaranya
adalah kata “Client Server”. Client Server dapat diartikan sebagai kemampuan komputer
untuk meminta layanan request data kepada komputer lain. Setiap instance
dari komputer yang meminta layanan disebut sebagai client, sedangkan
setiap instance yang menyediakan layanan disebut sebagai server. Data yang
diminta oleh client dapat diambil dari database pada sisi server
yang sering disebut database server, seperi misalnya MySQL, PostgreSQL,
Oracle atau SQL Server.
Client-Server
adalah arsitektur jaringan yang memisahkan client (biasanya aplikasi yang
menggunakan GUI) dengan server. Masing-masing client dapat meminta data atau
informasi dari server. Sistem client server didefinisikan sebagai sistem
terdistribusi, tetapi ada beberapa perbedaan karakteristik yaitu :
1.
Service (layanan)
ü Hubungan antara proses yang berjalan pada mesin
yang berbeda
ü Pemisahan fungsi berdasarkan ide layanannya
ü Server sebagai “provider”
ü Client sebagai “server”
2.
Sharing Resources (sumber daya)
Server bisa melayani beberapa client pada waktu
yang sama, dan meregulasi akses bersama untuk share sumber daya dalam menjamin
konsistensinya.
3.
Asymmetrical Protocol (protokol yang tidak
simetris)
Many to one relationship antara client dan server.
Client selalu menginisiasikan dialog melalui layanan permintaan, dan server
menunggu secara pasif request dari client.
4.
Transparasi Lokasi
Proses yang dilakukan server boleh terletak pada
mesin yang sama atau pada mesin yang berbeda melalui jaringan. Lokasi server
harus mudah diakses dari client.
5.
Mix and Match
Perbedaan server client platforms.
6.
Pesan Berbasiskan Komunikasi
Interaksi server dan client melalui pengiriman
pesan yang menyertakan permintaan dan jawaban.
7.
Pemisahan Interface dan Implementasi
Server bisa diupgrade tanpa mempengaruhi client selama
interface pesan yang diterbitkan tidak berubah.
c.
Keuntungan Client – Server
Berikut ini akan dijelaskan beberapa keuntungan
dari penggunaan Client Server dalam sebuah jaringan :
§
Client server mampu
menciptakan aturan dan kewajiban komputasi secara terdistribusi.
§
Mudah dalam
maintenance. Memungkinkan untuk mengganti, memperbaiki server tanpa mengganggu
client.
§
Semua data
disimpan di server. Server dapat mengkontrol akses terhadap resources, hanya
yang memiliki autorisasi saja.
§
Tempat
penyimpanan terpusat, update data mudah. Pada peer-to-peer, update data sulit.
§
Mendukung
banyak clients berbeda dan kemampuan yang berbeda pula.
d.
Kelemahan Client – Server
Dibalik keuntungan dan keunggulan, pasti ada
kelemahan. Begitu pun untuk client server. Client server memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya :
Ø Traffic congestion on the network, jika banyak
client mengakses ke server secara simultan, maka server akan overload.
Ø Berbeda dengan P2P network, dimana bandwidthnya
meningkat jika banyak client merequest. Karena bandwidth berasal dari semua
komputer yang terkoneksi kepadanya.
Ø Pada client-server, ada kemungkinan server fail.
Ø Pada P2P networks, resources biasanya
didistribusikan ke beberapa node sehingga masih ada node yang dapat meresponse
request.
e.
Arsitektur Client – Server
·
Menggunakan LAN
untuk mendukung jaringan PC
·
Masing-masing
PC memiliki penyimpan tersendiri
·
Berbagi
hardware atau software
Gambar . Arsitektur Client - Server
f.
File – Server
Berikut ini adalah penjelasan arsitektur untuk
File Server, sebagai berikut :
Model pertama
Client – Server
Semua
pemrosesan dilakukan pada sisi workstation
Satu atau
beberapa server terhubungkan dalam jaringan
Server
bertindak sebagai file server
File server
bertindak sebagai pengelola file dan memungkinkan client mengakses file
tersebut
Setiap klien
dilengkapi DBMS tersendiri
DBMS
berinteraksi dengan data yang tersimpan dalam bentuk file pada server
Aktivitas pada
client : meminta data dan meminta penguncian data
Tanggapan dari
client : memberikan data dan mengunci data dan memberikan statusnya
Gambar . File Server
g.
Batasan File – Server
File Server pun memiliki beberapa batasan,
diantaranya adalah :
o Beban jaringan tinggi karena tabel yang diminta
akan diserahkan oleh file server ke klien melalui jaringan.
o Setiap klien harus memasang DBMS sehingga
mengurangi memori.
o Klien harus mempunyai kemampuan proses tinggi
untuk mendapatkan response time yang bagus.
o Salinan DBMS pada setiap klien harus menjaga
integritas databasse yang dipakai secara bersama-sama dan tanggung jawab
diserahkan kepada programmer.
h.
Arsitektur Database Server
Arsitektur
yang tersusun pada sebuah database server, meliputi :
§
Klien
bertanggung jawab dalam mengelola antar muka pemakai (mencakup logika penyajian
data, logika pemrosesan data, logika aturan bisnis).
§
Database
server bertanggung jawab pada penyimpana, pengaksesan, dan pemrosesan database.
§
Database
serverlah yang dituntut memiliki kemampuan pemrosesan yang tinggi. Beban
jaringan menjadi berkurang.
§
Otentikasi
pemakai, pemeriksaan integrasi, pemeliharaan data dictionary dilakukan pada
database server.
§
Database
server merupakan implementasi dari two-tier architecture.
i.
Arsitektur Aplikasi
Ada 2 macam
arsitektur untuk aplikasi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar bagan
dibawah ini :
Gambar
. Tampilan beberapa jenis arsitektur aplikasi
z Two-tier Architecture
Contoh
: program klien menggunakan ODBC/JDBC
untuk berkomunikasi
dengan database.
Gambar
. Two – tier Architecture
z Three-tier Architecture
Contoh
: aplikasi berbasis web.
Beberapa
keuntungan dari Three – tier Architecture :
^
Keluwesan
teknologi
^
Mudah untuk
mengubah DBMS engine
^
Memungkinkan
pula middle tier ke platform yang berbeda
^
Biaya jangka
panjang yang rendah
^
Perubahan-perubahan
cukup dilakukan pada middle tier daripada pada aplikasi keseluruhan
^
Keunggulan
kompetitif
^
Kekampuan
untuk bereaksi thd perubahan bisnis dengan cepat, dengan cara mengubah modul
kode daripada mengubah keseluruhan aplikasi
#
# # # # # # # # # # # # # #
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_data
http://divi.gxrg.org/~tulisan~/23
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/manajemen-data-telematika-2/